Sabtu, 13 April 2013

PERINGATAN HARI KARTINI MASAK KATES

Para ibu-ibu hari ini 14/4/2013 kompetisi mengolah buah kates muda untuk di jadikan sajian sayur, kegiatan ini di laksanakan di balai Dusun Wates, di ikuti oleh 8 kelompok peserta, masing masing peserta terdiri dari 2 orang, selain mengenang jasa kartini kali ini di harapkan peran ibu-ibu dalam masyarakat dan khususnya di keluarga mampu menyediakan dan mengolah tanaman di sekitar menjadi sajian menu santap yang di sukai, sehingga pemanfaatan tanaman pekarangan bisa lebih maksimal, adapun tim penilai dari bali kesehatan desa dan tim penggerak PKK desa, meskipun tidak di sediakan hadiah para peserta dalam mengikuti kegiatan ini sangat antusias dan antar peserta menyajikan yang terbaik dalam masakan buah kates ini.

DOA JELANG UNAS

Agenda rutin di SMK Ma'arif Sudimoro dalam jelang UN di selenggarakan berdoa bersama, dengan harapan dalam pelaksanaan Ujian Nasional nanti bisa berjalan lancar dan peserta lulus dalam mengerjakan soal, di sampaikan salah satu panitia penyelenggara Taufik "kita kan di wajibkan usaha dan berdoa, jadi secara usaha telah kita laksanakan semaksimal mungkin mulai dari Tri Out dan les pelajaran kini kita selenggarakan doa bersama memohon pada Tuhan Yang maha kuasa biar perjalanan nanti lancar dengan hasil yang memuaskan" acara Doa bersama yang di laksanakan tadi siang 13/4/2012 pukul 14 00 WIB  di ikuti oleh calon peserta UN SMK Ma'arif dan juga adik kelasnya beserta staf dan karyawan yang di pimpin oleh ustat Asngari,

PESONA PANTAI NDAKI

Hamparan pasir putih yang masih alami terbentang di tepian pantai dekat pembanngunan PLTU Pacitan, pengunjung yang akan datang ke lokasi tersebut di pastikan melihat secara dekat pabrik listrik PLTU karena akses jalan menuju pantai tersebut melewati pingguran PLTU, Memang hingga saat ini pantai yang di sebut oleh masyarakat sekitar dengan sebutan NDAKI, masih di buka bagi siapa saja yang mau menikmati pemandangan dan deburan ombaknya dan jangan khawatir kita tidak di pungut biaya untuk memasuki lokasi tersebut karena Pemerintah Desa Sumberejo hingga saat ini belum memasang loket untuk biaya masuk, meski demikian fasilitas jalan sudah cukup lumayan baik, roda 2 atau roda 4 di pastikan bisa masuk hingga lokasi, namun pastikan kendaraan anda sehat meskipun jaraknya tidak terlalu jauh sekitar 2 KM dari jalan raya.

Jumat, 12 April 2013

MONITORING BERKAS PERSIAPAN UN

UN ( Ujian Nasional ) merupakan syarat terakhir bagi siswa yang harus di lalui untuk menentukan lulus atau tidak dalam menempuh belajar selama 3 tahun, hari ini Jum'at 12 april 2012 telah di lakukan monitoring oleh sub rayon Ngadirojo dalam kesiapan penyelenggara UN dan di datangi langsung ke tempat penyelanggara, sekitar pukul 09 30 WIB telah sampai di MTs Ma'arif Sudimoro, adapun agenda yang di lakukan yaitu, pengecekan berkas persiapan kelengkapan UN, di lakukan juga pembinaan untuk penyelenggaraan UN. Alhamdulillah kita tadi setelah di cek sudah lengkap semua persiapan kelengkapan UN, tinggal penataan tempat duduk dan penempelan nomer peserta, sehingga sekarang kita fokuskan untuk memotifasi siswa dalam menghadapi UN nanti pada  tanggal 22-25 Apri" di sampaikan M.Arifin ketua Panitia UN MTs Ma'arif Sudimoro. 
Dalam penyelenggaraan nanti informasi yang saya terima bahwa setiap anak mendapat paket soal yang berbeda jadi dalam satu ruangan paket soal sejumlah 20 dan dalam satu ruangan ada satu soal cadangan, ini kalau ada soal yang rusak untuk mengganti, dan kalau satu ruangan rusak dua maka mengambil cadangan dari ruangan terdekat, kalau satu sekolahan soal cadangan habis maka harus mengambil di sekolah penyelenggara terdekat, saya cuma berharap mudah-mudahan nanti anak-anak tidak ada yang mendapat lembar soal yang rusak karena kalau ini terjadi kita harus mengambil dari sekolah yang lain ya kasian karena kondisi wilayah sini sangan susah medanya dan tidak dekat dengan sekolah penyelenggera yang lain" di sampaikan Hasan Asngari Sekretaris UN MTs Ma'arif Sudimoro

Kamis, 11 April 2013

DUA KILO METER HARUS BERJALAN DAN MENGGENDONG

Pemandangan yang ada di pos pertigaan Ngrancah yang berjarak tidak jauh dari lokasi PLTU Pacitan dalam menjelang pasaran Pahing terlihat lebih hidup, di situ kita jumpai banyak petani yang datang silih berganti mengankut hasil panen mereka guna di bawa ke pasar untuk di tukar dengan Rupiah, jalan masuk ke lokasi perkebunan tidak kurang dari dua kilo meter, beratnya medan sehingga kendaraan pengangkut belum bisa masuk sehingga dengan pundaknya hasil perkebunan yang di panen baru bisa sampai ke tepian jalan raya, sebenarnya kalau musim kemarau ada truk pengangkut yang masuk ke lokasi perkebunan, kini musim penghujan kendaraan tidak bisa masuk, sebenarnya masyarakat telah ber upaya untuk pelebaran jalan masuk tersebut namun untuk pengadaan batu dan semen hingga saat ini tidak mampu dengan swadaya, Khusnan ketua Gapoktan mengatakan "kita telah ber upaya mengajukan pengerasan jalan ini kita sudah lega sebenernya kemarin di setujui di kasih bantuan makadam, nah setelah turun ya itu baru sekitar seratus meter kurang jadi belum ada sepersekian yang di makadam sebenarnya masyarakat mau mengerjakan dengan swadaya kalau ada bahan materialnya" semestinya pruduktifitas pertanian harus di tunjang dengan sarana jalan yang memadai sehingga dengan demikian kelayakan hidup masyarakat bisa maksimal di tengah hiruk pikuknya pruduksi listrik PLTU Pacitan.

Rabu, 10 April 2013

KENAPA PARA SARJANA ENGGAN PULANG KAMPUNG?

Setiap orang saya yakin mempunyai cita-cita, baik itu dari keluarga ningrat atau keluarga yang biasa, terkadang kita lupa dalam hidup tidak selancar angin berhembus, benturan tantangan selalu muncul dan di situlah proses pematangan dalam hakikat hidup, apakah yang paling membahagiakan hidup anda? kalau saya boleh berpendapat bahwa kita bermanfaat untuk diri sendiri keluarga dan lingkungan, memang kalimat tersebut sangat mudah kita ucap namun dalam praktek tak semudah kita ber ucap. nah kalau saya bertanya apakah anda pilih tinggal di kota atau di desa seumpama yang domisili perdesaan? tentu kita bayangkan di kota lebih enak fasilitas memadai lapangan kerja banyak dan kalimat andai yang lain, begitu pula sebaliknya tentu di bayangkan di Desa selalu susah, tempatnya jorok, orangnya kampungan dan seterusnya, dalam hal ini saya bayngkan kalau bumi ini kiamat terus kita kemana? 
Tentu hanya Tuhanlah yang tau, terkadang sarjana-sarjana yang telah menyelesaikan study enggan pulang kampung kenapa demikian? obrolan-obrolan dan telah saya catatan ada yang bilang malu kalau sudah dapat gelar sarjana jadi nganggur di rumah, ada pula yang bilang bahwa kalau hidup di kampung tidak pruduktif, saya heran terus kalau semua berfikir seperti ini, siapa yang akan membangun kampungnya? 
apakah kita di ajarkan oleh sang guru menjadi manusia yang gengsi-gengsian.. kalau ini masih menjadi tradisi siapa yang akan membangun kampung kita, kalau para sarjana dari kampung mau kembali ke daerahnya masing-masing, tentu bukan suatu keniscayaan kampung halaman yang di cintai bisa lebih baik, pruduktif dengan melimpahnya SDA yang ada.

oleh : Imam Muhadi.

Selasa, 09 April 2013

TRADISI PITON - PITON

Piton - piton merupakan tradisi yang masih melekat di masyarakat Kec Sudimoro, ini merupakan wujut syukur pada Tuhan Yang Maha Kuas atas anugerah yang di berikan berupa anggota keluarga baru, biasanya ini di laksanakan setelah anak berusia 7 bulan, adapun prosesi yang di persiapkan, dengan mengundang kerabat dan tetangga dekat dengan jumlah sesuai dengan kemampuan dari yang punya hajat, memang tradisi piton-piton ini menyesuaikan dari kemantapan dari tiap keluarga penyelenggara, 
kalau di sini saya sering di suruh buat ambengan, ingkung, ada yang pakai waluh utuh di kukus trus di dalamya di kasih gula merah dan jajanan pasar, tapi ada juga yang tidak pakai perlengkapan tersebut" di sampaikan Jariah sesepuh lingkungan, 
Dalam kaitan ini ternyata tinggal kehendak dari yang punya hajat bisa pakai perlengkapan ingkung, ambeng dan perlengkapan lainya, bisa juga cukup dengan hidangan seperlunya.
kalau ambeng, ingkung itu menurut saya sah-sah saja, karena jarang kita ketemu hidangan seperti ini, yang penting dalam mempersiapkan, membuat dan menghidangkanya dengan niat sodakoh, tapi kalau niatnya itu perlengkapan salah misalnya sajen ya menurut saya kurang benar karena warga di sini hampir semua muslim jadi tidak ada istilah sajen" di sampaikan kartimin, tokoh Agama.

Senin, 08 April 2013

PAGERLOR JELANG PILKADES

Desa Pagerlor tahun 2013 ini akan menyelenggarakan pilihan kepala Desa, sampai saat ini tahapan persiapan sudah mencapai tahap pengumuman dan sudah di sebar famlet pendaftaran, dengan kriteria calon: 

1. Warga Desa Pagerlor
2. Bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
3. Tidak tersangkut kasus hukum atau pidana
4. Setia pada UUD 1945
5. Belum menjabat 2 periode .

Dengan di sebarnya famplet tersebut informasi di harapkan bisa di terima oleh seluruh lapisan masyarakat Desa Pagerlor, sehingga bagi yang berminat bisa mendaftarkan diri dan warga masyarakat nantinya bisa datang dalam waktu pemilihan, saya berharap pilkades nanti berjalan dengan lancar, kita telah upayakan menyabar famplet tersebut saya berrap masyarakat mengetahui dan sadar akan menggunan haknya, dan juga bagi yang berminat mendaftarkan saya harapkan segera mengumpulkan persyaratan ke sekretariat Pilkades Desa Pagerlor, sesuai dengan tahapan yang telah di tentukan” ujar Jianto penanggung jawab Pilkades Desa Pagerlor.

BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH TIDAK HARUS MAHAL

Tanaman cengkeh di Kecamatan Sudimoro merupakan tanaman yang menjajikan, selain buahnya yang laku di jual, daun cengkeh yang jatuhpun kini bisa untuk di jual dengan kisaran harga Rp 1000 hingga Rp 2000 per Kg, tanaman cengkeh tidak perlu perawatan yang rumit cukup di bersihkan rumput di sekitar pohon dan di kasih pupuk, pohon cengkeh akan berkembang sesuai dengan kondisi tanahmya, namun yang membuat petani sering mengeluh mahalnya pembelian bibit dan terkadang tanaman cengkeh susah bertahan di musim kemarau sehingga mengakibatkan pohonya mengering dan mati, ini sering terjadi pada masa pertumbuhan usia 1-2 tahun karena akar yang di miliki belum cukup dalam menancap di tanah, saya menyiasati hal tersebut melakukan pembibitan sendiri tidak perlu biaya banyak bekas gelas air mineral itu biasanya saya gunakan untuk media dan bijinya cukup kita ambil di bawah pohon buah yang sudah matang dan jatuh, jadi kalau ada pohon yang mati tinggal kita sulam kembali dengan pembibitan kita sendiri" ujar Tohari petani cengkeh Desa Pagerlor, pembibitan yang di buat selain untuk cadangan pohon cengkeh yang mati sisanya juga bisa di jual.

Minggu, 07 April 2013

PILIHAN ATAU KETIDAKTAHUAN

Hiruk pikuk kesibukan tempat pelelang ikan Tamperan terlihat ramai manakala cuaca untuk melaut memungkinkan nelayan beraktifitas, kapal-kapal yang sandar lumayan jumlahnya, ada yang bongkar hasil tangkapan ada pula yang bersiap mengarungi samudra lagi dengan mempersiapkan perbekalan selama di tengah lautan, rata-rata mereka terapung di tengah laut satu minggu bahkan lebih tergantung hasil tangkapan ikannya, kalau sudah di rasa cukup maka secepatnya merapat ke TPI tamperan, telah kita amati dalam tiap kapal yang bersandar rata-rata kapal dari luar daerah Kabupaten Pacitan, satu kapal biasanya di awaki 30 orang pandangan kami tertuju pada beberapa personil kapal, setelah kita dekati ternyata ada beberapa anak yang seusia SLTP dan SLTA berada di dalam kapal tersebut, pengakuan mereka mending ikut melaut maka dapat uang sehingga bisa beli barang-barang yang mereka butuhkan, ada pula yang beralasan tidak punya biaya untuk sekolah, dari situ kita lontarkan pertanyaan pada tukang servis jaring ternyata mereka sekampung dengan mereka, di sampaikan biasanya anak-anak itu sembunyi di dalam kapal duluan setelah ia tau kalau orangtuanya akan berangkat melaut, ini yang menyebabkan mereka bisa ada di dalam kapal tersebut, padahal awak kapal ini biasanya berbulan-bulan untuk pulang kampung.