Rabu, 10 April 2013

KENAPA PARA SARJANA ENGGAN PULANG KAMPUNG?

Setiap orang saya yakin mempunyai cita-cita, baik itu dari keluarga ningrat atau keluarga yang biasa, terkadang kita lupa dalam hidup tidak selancar angin berhembus, benturan tantangan selalu muncul dan di situlah proses pematangan dalam hakikat hidup, apakah yang paling membahagiakan hidup anda? kalau saya boleh berpendapat bahwa kita bermanfaat untuk diri sendiri keluarga dan lingkungan, memang kalimat tersebut sangat mudah kita ucap namun dalam praktek tak semudah kita ber ucap. nah kalau saya bertanya apakah anda pilih tinggal di kota atau di desa seumpama yang domisili perdesaan? tentu kita bayangkan di kota lebih enak fasilitas memadai lapangan kerja banyak dan kalimat andai yang lain, begitu pula sebaliknya tentu di bayangkan di Desa selalu susah, tempatnya jorok, orangnya kampungan dan seterusnya, dalam hal ini saya bayngkan kalau bumi ini kiamat terus kita kemana? 
Tentu hanya Tuhanlah yang tau, terkadang sarjana-sarjana yang telah menyelesaikan study enggan pulang kampung kenapa demikian? obrolan-obrolan dan telah saya catatan ada yang bilang malu kalau sudah dapat gelar sarjana jadi nganggur di rumah, ada pula yang bilang bahwa kalau hidup di kampung tidak pruduktif, saya heran terus kalau semua berfikir seperti ini, siapa yang akan membangun kampungnya? 
apakah kita di ajarkan oleh sang guru menjadi manusia yang gengsi-gengsian.. kalau ini masih menjadi tradisi siapa yang akan membangun kampung kita, kalau para sarjana dari kampung mau kembali ke daerahnya masing-masing, tentu bukan suatu keniscayaan kampung halaman yang di cintai bisa lebih baik, pruduktif dengan melimpahnya SDA yang ada.

oleh : Imam Muhadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar